Selasa, 06 Mei 2008

RIP Routing

Well, karena saya terdaftar sebagai siswa CCNA, saya ingin memberikan tutorial bagaimana cara RIP Routing untuk informasi mengenati RIP Routing bisa dibaca di sini, dan sini.

Now, Let’s Start! :)

Oke, untuk sementara skema yang akan saya gunakan itu kurang lebih begini:


Informasi:

  • Router Bandung memiliki IP untuk FastEthernet 192.168.1.1/24, dan IP untuk Serial 2/0(terhubung ke Router Moscow) 10.10.1.1/8
  • Router Moscow memiliki IP untuk FastEthernet 192.168.2.1/24, dan IP untuk Serial 2/0(terhubung ke Router Bandung) 10.10.2.2/8, dan IP untuk Serial 3/0(terhubung ke Router Bogor) 15.15.1.1/8
  • Router Bogor memiliki IP untuk FastEthernet 192.168.3.1/24 dan IP untuk Serial 3/0(terhubung ke Router Moscow) 15.15.2.2/8
  • Untuk Setiap PC memiliki IP Kelas C sesuai dengan network yang ada di router(192.168.xxx.xxx) dengan Subnet Mask default(Kelas C 24Bit)

Catatan:Router diatas menggunakan Router Cisco, yang tentunya dengan perintah CISCO IOS :)

Now, Ini script untuk memberikan IP pada port FastEthernet(dari console router)



router>enable

router#configure terminal

router(config)#interface FastEthernet 0/0 (0/0 merupakan nomor identitas FastEthernet, kalau di Linux, eth0,eth1,dst…)

router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 (format: IP Addresssubnet mask)

router(config-if)#no shutdown (perintah ini untuk membuat aktif Interface)

Lakukan yang sama untuk interface FastEthernet pada router yang lain, tentunya dengan IP yang berbeda, and untuk perintah input IP pada interface serial, script-nya hampir sama, hanya ada beberapa penambahan perintah.


router>enable

router#configure terminal

router(config)#interface Serial 2/0 (3/0 merupakan nomor identitas untuk serial)

router(config-if)#ip address 10.10.1.1 255.0.0.0 (format: IP Addresssubnet mask)

router(config-if)#clock rate 56000 (untuk memberikan bandwith pada interface ini, 56000bps)

router(config-if)#no shutdown (perintah ini untuk membuat aktif Interface)

Oke, pasang IP yang ada di semua interface serial pada ketiga router, Untuk interface serial ini, bisa menggunakan kabel/media DCE atau DTE.

Setelah semuanya selesai, beri IP untuk tiap PC yang terhubung langsung ke Router, dan jangan lupa untuk isi kolom gatewaynya dengan IP router-nya. Jangan lupa untuk test ping.

Now, It’s time to play with RIP. Berbeda dengan Static Routing, RIP tidak perlu menjelaskan ke router(seperti Network Destination, Subnet Mask, Gateway) dan juga tidak perlu mengisi informasi static routing untuk tiap router. RIP hanya perlu mengisikan network tujuan. Di Router Cisco, perintah untuk memasukkan alamat network berada setelah menu configure(Remember, Menu di Cisco IOS itu hierarki).

Ok, Pada kasus ini, Informasi routing dipasang pada router Moscow, untuk router Moscow, pasang konfigurasi RIP seperti berikut:


router>enable

router#configure terminal

router(config)#router rip

router(config)#network 192.168.1.0

router(config)#network 192.168.2.0

router(config)#network 192.168.3.0

router(config)#network 10.0.0.0

router(config)#network 15.0.0.0

Sedangkan untuk router Bandung cukup beri informasi ke network 10.0.0.0 dan router Bogor ke network 15.0.0.0, Mengapa? kedua router tersebut(Bandung dan Moscow) cukup mengirim informasi ke Router Moscow, biarkan router Moscow yang mengatur semuanya.

Terakhir, coba test ping dan traceroute ke network yang berbeda… Kalau reply atau ada jawaban. Berarti It Works!!! :)

Test Ping dari Network 192.168.1.0

Test Traceroute dari Network 192.168.3.0

PENGKODEAN SINYAL

PENGKODEAN SINYAL


TEKNIK PENGKODEAN SINYAL








Kombinasi Pengkodean





· Digital signaling: sumber data g(t), berupa digital atau analog, dikodekan menjadi sinyal digital x(t) berdasarkan teknik tertentu


· Analog signaling: sinyal input m(t) disebut “modulating signal” dikalikan dengan sinyal pembawa, hasil modulasi berupa sinyal analog s(t) disebut “modulated signal”





Ada 4 kombinasi hubungan data dan sinyal:


• Data digital, sinyal digital perangkat pengkodean data digital menjadisinyal digital lebih sederhana dan murah daripada perangkat modulasi digital-to-analog.


• Data analog, sinyal digital konversi data analog ke bentuk digital memungkinkan penggunaan perangkat transmisi dan switching digital.


• Data digital, sinyal analog beberapa media transmisi hanya bisa merambatkan sinyal analog, misalnya unguided media.


• Data analog, sinyal analog data analog dapat dikirimkan dalam bentuk sinyal baseband, misalnya transmisi suara pada saluran pelanggan PSTN.





Teknik Pengkodean dan Modulasi





Bentuk x(t) bergantung pada teknik pengkodean dan dipilih yang sesuai dengan karakteristik media transmisi Frekuensi sinyal pembawa dipilih yang kompatibel dengan media transmisi.



Data Digital, Sinyal Digital





Sinyal digital merupakan deretan pulsa tegangan diskrit dan diskontinu, tiap pulsa merupakan elemen sinyal.Jika semua elemen sinyal memiliki tanda aljabar yang sama denganc(positif atau negatif), maka sinyal tersebut unipolar Penerima harus mengetahui timing dari setiap bit.



Definisi Format Pengkodean






Format Pengkodean Sinyal Digital










Data Digital, Sinyal Digital





Jika faktor lain konstan, maka pernyataan berikut adalah benar:





• Laju data naik BER (bit error rate/ratio) naik


• SNR naik BER turun


• Bandwidth naik laju data (datarate) naik







Parameter pembanding teknik pengkodean:





• Spektrum sinyal jumlah komponen frekuensi tinggi yang sedikit berarti lebih hemat bandwidth transmisi


• Clocking menyediakan mekanisme sinkronisasi antara source dan destination


• Deteksi kesalahan kemampuan error detection dapat dilakukan secara sederhana oleh skema line coding


• Kekebalan terhadap interferensi sinyal dan derau dinyatakan dalam BER


• Biaya dan kompleksitas semakin tinggi laju pensinyalan atau laju data, semakin besar.











Rapat Spektral





Pengkodean diferensial informasi yang akan dikirim didasarkan atas perbedaan antara simbol data yang berurutan NRZ :


• Mudah direkayasa


• Sebagian besar energi berada antara dc dan 0,5 kali laju bit


• Ada komponen DC,


• kemampuan sinkronisasi buruk


• Biasanya digunakan pada penyimpanan magnetik Multilevel binary


• Kasus bipolar AMI dan pseudoternary


• Tidak ada akumulasi komponen dc



BER Teoritis













Biphase





Kasus Manchester dan differential Manchester


Keunggulan


• Sinkronisasi: penerima dapat melakukan sinkronisasi pada setiap transisi dalam 1 durasi bit


• Tanpa komponen dc


• Deteksi kesalahan: transisi yang tidak terjadi di tengah bit dapat digunakan sebagai indikasi kesalahan





Kelemahan


• Bandwidth lebih besar dibandingkan NRZ dan multilevel binary Kode Manchester digunakan pada standar IEEE 802.3 (CSMA/CD) untuk LAN dengan topologi bus, media transmisi kabel koaksial baseband dan twisted pair Kode differential Manchester digunakan pada IEEE 802.5 (token ring LAN), media transmisi STP








Laju Modulasi





Secara umum D = R/b


• D=laju modulasi,


• R=laju data (bps), b=jumlah bit per elemen sinyal





Tujuan perancangan pengkodean data adalah:





• Tidak ada komponen dc


• Tidak ada urutan bit yang menyebabkan sinyal berada pada level 0 dalam waktu lama


• Tidak mengurangi laju data


• Kemampuan deteksi kesalahan





Unipolar: semua elemen sinyal (pulsa) memiliki tanda yang sama, positif atau negatif


Polar: satu keadaan diwakili oleh level tegangan positif, dan keadaan lain oleh level negatif








Laju Transisi Sinyal





Salah satu cara dalam penentuan laju modulasi adalah dengan mencarib rata-rata jumlah transisi yang terjadi per periode bit. Tabel berikut memberikan contoh laju transisi sinyal dengan kasus


aliran data 1 dan 0 bergantian (101010…)



Data Digital, Sinyal Analog








Contoh: transmisi data digital melalui jaringan telepon publik (PSTN); perangkat digital dihubungkan ke jaringan melalui modem.



Modulasi Digital


Ada 3 teknik pengkodean atau modulasi dasar untuk mengubah data digital menjadi sinyal analog: amplitude shift keying (ASK), frequency shift keying (FSK), dan phase shift keying (PSK)



Kinerja





Rasio datarate terhadap bandwidth transmisi disebut efisiensi bandwidth


• Bandwidth transmisi ASK dan PSK adalah: BT = (1+r)R


• Untuk FSK: BT = 2 F+(1+r)R


• Untuk pensinyalan multilevel: BT = (1+r)R/b


• Bandingkan dengan pensinyalan digital: BT = 0,5(1+r)D





Ingatlah bahwa Eb/No = (S/N).(BT/R)


• BER dapat dikurangi dengan menaikkan Eb/No





Legenda:


• R=bitrate,


• r=faktor roll-off (0<1),>


• F=frekuensi offset=f2-fc=fc-f1,


• b=jumlah bit per elemen sinyal,


• D=laju modulasi














Efisiensi Bandwidth





Rasio datarate terhadap bandwidth transmisi untuk berbagai skema pengkodean digital-to-analog ditunjukkan pada tabel.








Data Analog, Sinyal Digital





Setelah konversi data analog ke data digital, proses selanjutnya adalah salah


satu dari 3 cara berikut:


• Data digital langsung ditransmisikan dalam bentuk NRZ-L


• Data digital dikodekan sebagai sinyal digital dengan menggunakan kode selain NRZ-L









• Data digital dikonversi menjadi sinyal analog, dengan menggunakan teknik modulasi











Teknik dasar yang digunakan dalam codec:





• Pulse code modulation SNR=6,02n+1,76 dB


• Delta modulation implementasi lebih sederhana, karakteristik SNR lebih buruk



Teorema Pencuplikan





Jika x(t) adalah sinyal bandlimited, dengan bandwidth fh,Dan p(t) adalah sinyal pencuplik yang terdiri dari pulsa-pulsa pada interval Ts=1/fs;


Maka xs(t) = x(t)p(t) adalah sinyal tercuplik.



Pulse Code Modulation





Jika data suara dibatasi pada frekuensi di bawah 4000 Hz, maka frekuensi 8000 cuplikan per detik dianggap cukup untuk mewakili sinyal suara. Pada gambar di samping, tiap cuplikan dikuantisasi menjadi 16 level. Kemudian hasil kuantisasi direpresentasikan oleh 4 bit.


Contoh PCM





Perbandingan sinyal terhadap noise untuk derau kuantisasi dapat dinyatakan sebagai SNRdB = 20log2n+1,76 dB





Alasan utama penggunaan teknik digital:


• Tidak ada additive noise dan tidak ada intermodulation noise.





Alasan diperlukannya modulasi analog:


•Transmisi efektif terjadi pada frekuensi tinggi


•Memungkinkan frequency-division multiplexing modolasi amplitude


s(t) = [1+nax(t)]cos(2pfct)


•cos(2pfct) adalah pembawa


•x(t) adalah sinyal masukan











Data Analog, Sinyal Analog




Modulasi sudut


s(t) = Accos[2pfct+f(t)]





• Modulasi fasa: f(t) = npm(t)


• Modulasi frekuensi: f’(t) = nfm(t)








Contoh turunan AM:


Quadrature Amplitude Modulation QAM merupakan teknik pensinyalan analog yang digunakan pada jaringan asymmetric digital subscriber line (ADSL) Sinyal QAM: s(t) = d1(t)cos(2pfct)+d2(t)sin(2pfct).








Spread Spectrum





Teknik ini digunakan untuk mengirimkan data analog atau digital, dengan sinyal analog.


Ide dasarnya adalah penyebaran sinyal informasi dalam bandwidth yang lebih lebar sehingga menyulitkan jamming. Skema dalam penerapan spektral tersebar:





• Frequency hopping sinyal di-broadcast dengan deretan frekuensi radio yang acak, berpindah dari 1 frekuensi ke frekuensi lain pada selang waktu yang sempit


• Direct sequence tiap bit dalam sinyal asli diwakili oleh banyak bit dalam sinyal yang ditransmisikan, disebut sebagai chipping code; contoh: chipping code 10-bit menyebarkan sinyal pada pita frekuensi yang besarnya 10 kali

Sabtu, 03 Mei 2008

10 CCIE LAB TIPS

10 CCIE LAB TIPS

  1. Read the entire exam – now I know everyone is saying that and even Cisco it advising that in there site, but this is one of the important things you need to do before you start configuring as when you start configuring, your mind is set to different mode and you will miss important details.
  2. Take Notes - In addition to step 1 you must know to take notes, what I mean you ask yourself?! Well when you read the exam you will probably be thinking "am I wasting my time reading when other are typing and almost finishing their exam" I say NO you are not but because you all stress and your brain is speeding in almost 200mph you will not remember if you will not take notes.
  3. Work Your Way UP – After first two steps are done you are probably 30 min – 40 min into your exam do not panic, work in a step by step layer 2 to layer 3…
  4. Ask The Proctor – there was in my lab a real nice person that I am sorry I didn't ask for his name but for me his name was Mr. Proctor and whenever I had a question about something that I didn't understand or I thought that it is not well asked then I got up from my seat and went to his desk and ASKED, no shame, If you do not understand ASK that is one of his jobs, Accept for escorting you to the dining room J
  5. Don't ASK Dumb Questions – The Proctor will not give you an answer to your lab question, he will only answer "yes" or "no" format and only if he understand from your question that you know what you are talking about, so do not go and ask "question 1.1 what do you want me to do here" (In CCIE Routing and Switching Practice Labs, Cisco Press book you can see a lot of questions / Answers like that).
  6. Be Polite – the proctor doesn't work for you so be nice, that is the end of proctor candidate relation advice.
  7. You Can Jump Back and FWD – the exam is open to your judgment you can say I will do first security then multicast or I will do IPv6 last
  8. Keep Track – the exam have a lot of questions and sections, you need to write down questions and/or sections you finished, I myself written every question and its points, when done I have marked with "ok" when skipped marked with "later" when I have finished I looked on my paper and made sure I didn't left any question without "ok"
  9. Know How to check – after every question I did a check to make sure that what they want to work dose work, it is not always sufficient to put the commands as some time one section is relaying on another and putting the command relating to that question will not work until you add or remove other commands, I hope that is not to confusing, but most of the exam time went in my exam to verification. Also once you go to sections like security that may brake other sections, I would go back and verify the sections all over again and if they don't work I know where is the problem, if I didn't check every step it would be hard and more stressful when something would not work at the end.
  10. Do not panic – that is important and for some it is more for other it is less, when you see the exam for the first time do not panic take it and brake it to small pieces, and do it one step at a time, if you face a problem skip ahead do not try to solve it for 2hr you can come back to it later

Belajar Konfigurasi Cisco Catalyst

Rekan sekalian, hari ini saya mencoba berbagi pengetahuan tentang teknik konfigurasi Cisco Catalyst. Yang ringan dulu kali ya…

1. Apa sih Cisco Catalyst

Mungkin kalo ada temen yang belum tahu apa tuh Cisco Catalyst, kita bahas dulu bentar tentang Cisco Catalyst. Benda ini (Cisco Catalyst) adalah sebuah produk yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan bernama Cisco dan dinamakan Catalyst. Terdapat banyak tipe yang dikeluarkan oleh perusahaan ini. Tepatnya berapa ? Wah, gw sendiri nggak tau tuh. Tapi mempermasalahkan hal ini nggak ada gunanya. Yang penting adalah gimana makenya dan cara konfigurasinya.

2. Pemakaian Catalyst

Catalyst yang biasa gw oprek, kebanyakan dipake buat switch. Kalo Catalyst buat router, sampai hari ini belum pernah gw oprek. Paling ngeliat dari telnet doank. Tapi setahu gw dari pengalaman selama ini, kayaknya nggak jauh beda sama Catalyst buat switch.

3. Gimana Konfigurasinya

Oke, kita mulai aja pelajarannya. Buat mengkonfigurasi Catalyst, yang musti lo sediain adalah sebuah komputer, atau laptop dengan port COM, kabel Console, dan sebuah program Hyper Terminal. Kalo laptop yang lo punya nggak punya port COM, berarti lo musti punya kabel converter dari COM (db-9) ke USB.

Langkah selanjutnya adalah menghubungkan kabel Console ke port COM komputer dan port Console Catalyst. Tentunya komputer dan Catalyst harus udah terhubung ke power supply. Oke, selanjutnya buka hyper terminal. Pilih nama port yang dipake buat terhubung ke Catalyst. Bikin speed rate nya jadi 9600. Nah, Catalyst sudah siap di konfigurasi.

Setting Password

router>enable
router#configure terminal
router(config)#enable password password
router(config)#enable secret secret

Setting Host Name

router>enable
router#configure terminal
router(config)#hostname nama-host

Setting Vlan

router>enable
router#configure terminal
router(config)#vlan nomor-vlan
router(config-vlan)#name nama-vlan

Setting IP Address pada Vlan

router>enable
router#configure terminal
router(config)#interface vlan 1
router(config-if)#ip address address mask
router(config-if)#no shutdown

Setting Identitas pada Port

router>enable
router#configure terminal
router(config)#interface nama-port
router(config-if)#description “Uplink ke PPSI”
router(config-if)#end

Setting IP Gateway

router>enable
router#configure terminal
router(config)#ip default-gateway address

Setting Port-Speed dan Link-Mode

router#configure terminal
router(config)#interface nama-port
router(config-if)#speed 100
router(config-if)#duplex full

router#configure terminal
router(config)#interface nama-port
router(config-if)#switchport mode access
router(config-if)#switchport access vlan nama-vlan

router#configure terminal
router(config)#interface nama-port
router(config-if)#switchport mode trunk
router(config-if)#switchport trunk allowed vlan nama-vlan

Setting Line VTY

router#configure terminal
router(config)#line vty 0 4
router(config-line)#login
router(config-line)#password password

Setting Line Con 0

router#configure terminal
router(config)#line con 0
router(config-line)#login
router(config-line)#password password

Melihat Semua Konfigurasi
router#show running-config

Menghapus Semua Konfigurasi

router#erase startup-config
router#dir
router#delete flash:vlan.dat
router#dir
router#reload

Nah, segitu dulu deh. Ntar kalo sempet gw upload lagi materi lainnya. Yah, buat nambah pengetahuan sekalian buat data gw sih. Tentang penjelasan masing-masingnya,